Sunday, November 13, 2016

Mengenal Hakikat Iman Lebih Dekat

Kajian Rutin Ahad Pagi - Rehab Hati Ruqyah Syar'iyyah Jember

Ahad, 13 November 2016

KAJIAN AHAD PAGI - Rehab Hati Ruqyah Syar'iyyah Jember

*"MENGENAL HAKIKAT IMAN LEBIH DEKAT"*


Oleh : Haeruman Santri

Point-point kajian :
--------------------------------

1) PENGERTIAN IMAN :


Definisi iman menurut Ahlus Sunnah :

اعتقادٌ بالجنان، و قولٌ باللسان، و عملٌ بالأركان،  يزيدُ بطاعة الرحمن، و ينقُصُ بطاعة الشيطان

"Meyakini dengan hati, dan mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota badan, bertambah dengan mentaati Allah dan berkurang dengan mengikuti syaithon (maksiat)"

Dari pengertian ini kita simpulkan : Iman itu bukan sekedar angan-angan melainkan :
⚪ Yakin Yg kokoh dan mengakar kuat di hati,
⚪ Diucapkan dengan lisan
⚪ dibuahkan dengan amal ibadah
⚪ Bisa bertambah dan berkurang
⚪ Bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.

Al Hasan rohimahullah mengatakan,

 ليس الإيمان بالتمني ولا بالتحلي ولكنه بما وقر في الصدور وصدقته الأعمال

“Iman bukanlah angan-angan semata, bukan pula sekedar membaguskan (tampilan). Namun iman adalah apa yang terhujam di dada dan dibenarkan oleh amal.” (Lathoif Al Ma’arif hal. 396)

⁉Mengapa kita perlu tau pengertian iman Yg benar dan tepat..?
⏭ Jawab: karena tidak sedikit kaum muslimin salah dalam memberi definisi atau pengertian, dan salah dalam memaknai berkonsekuensi salah dalam praktik dan Amaliah.

°° Terdapat kelompok Yg memaknai bahwa iman itu sekedar keyakinan hati (jadi walaupun amal mereka lemah, lalai dalam ibadah maka mereka tetap merasa iman mereka kuat dan sempurna)

Padahal Allah pernah mengingkari orang-orang Badui ketika mengaku dan merasa bahwa diri mereka telah beriman, Allah berfirman tentang mereka :

قَالَتِ الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ

Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu" (QS Al-Hujuroot : 14)

Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah secara jelas menegaskan dalam kitabnya Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah di mana beliau berkata,

فَصْلٌ : وَمِنْ أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ أَنَّ الدِّينَ وَالْإِيمَانَ قَوْلٌ وَعَمَلٌ ، قَوْلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ ، وَعَمَلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ ، وَأَنَّ الْإِيمَانَ يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ ، وَيَنْقُصُ بِالْمَعْصِيَةِ .

“Fasal: Di antara pokok akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bahwa agama dan iman terdiri dari: perkataan dan amalan, perkataan hati dan lisan, amalan hati, lisan dan anggota badan. Iman itu bisa bertambah dengan melakukan ketaatan dan bisa berkurang karena maksiat.”

Kenapa perlu demikian ?! Karena pada saat itu :

⭕Murji’ah: Iman adalah keyakinan dalam hati dan ucapan di lisan saja.
⭕Karomiyah: Iman adalah ucapan di lisan saja.
⭕Jabariyyah: Iman adalah pengenalan dalam hati saja.

⭕Mu’tazilah: Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dalam lisan dan amalan anggota badan. Namun ada sisi yang membedakan Mu’tazilah dan Ahlus Sunnah. Mu’tazilah menganggap bahwa pelaku dosa besar hilang darinya cap iman secara total dan kekal di neraka. Sedangkan Ahlus Sunnah, pelaku dosa besar masih diberi cap iman, akan tetapi ia dikatakan kurang imannya dan tidak kekal dalam neraka jika memasukinya.


2) IMAN ITU MEMILIKI CABANG-CABANG:


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ

“Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘laa ilaha illallah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35).


3) JENIS HATI YANG DISAPA OLEH IMAN DAN BENTUK REAKSINYA:


Jenis dan kesiapan hati dalam menerima ilmu dan iman berbeda-beda. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan gambaran akan hal itu, Beliau bersabda:

مَثَلُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا ، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا ، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى ، إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً ، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ

“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits (hujan yang bermanfaat) yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Di antaranya juga ada tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya), maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah  tanah qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air). Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang lain. Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal akan lebih jelas dengan mengetahui kisah-kisah berikut:
- Kisah Firaun dan kisah Abu Thalib
- Kisah taubat Qa'nabiy karena satu hadits
- Kisah taubat Fudhail bin Iyadh ketika mendengar satu ayat Al-quran.

4) IMAN MERUPAKAN ANUGERAH:


Iman merupakan anugerah Allah bukan warisan, tidak juga bisa ditularkan secara otomatis. Mengapa demikian? Karena hidayah itu ada dua : 1) hidayatuttaufiq 2) Hidayatul irsyad. Hidayatul irsyad itu merupakan usaha yang bisa dilakukan hamba adapun hidayat Taufiq murni merupakan anugerah Allah:

- Bandingkan Anatar kisah Abu Thalib dengan kisah Salman Alfarisi

5) IMAN MEMILIKI RASA, DAN APA YANG TERJADI BILA IMAN TELAH KUAT:


Iman itu memiliki rasa dan inilah yang terjadi bila iman telah kuat di hati:

 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda

ذَاقَ طَعْمَ الإِيْماَنِ مَنْ رَضِيَ بِالله رَبًّا وِبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا رَسُوْلاً

"Telah merasakan manisnya iman, siapa yang ridho Allah sebagai Robnya, dan Islam sebagai agamanya dan ridho Muhammad sebagai nabi dan rasul" (HR Muslim)

Para salafus sholeh berkata,

لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ

“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang (untuk merebutnya).” [Rawai’ut Tafsir Ibnu Rajab 2/134, Darul ‘Ashimah, cet.I, 1422 H, Syamilah]

Adapula kisah salah seorang salafus Sholih Yg menakjubkan disaat berjaga malam lalu sholat malam, kemudian ada Yg memanah beliau namun dia terus melanjutkan shalat...

Mereka merasakan kenikmatan beribadah, kenikmatan bermunajat kepada Allah Ta’ala, kenikmatan mengadu kepada-Nya. Kenikmatan membaca Al-Quran, bergembira dengan janji Allah ketika membaca ayat tentang surga dan kenikmatan dunia-akhirat. Keimanan dan rasa takwa bertambah ketika melewati bacaan ayat-ayat ancaman Allah.

Demikianlan beribadah itu lezat bagi mereka yang mendapat taufik dari Allah.

Kami berikan Contohnya adalah shalat malam. Jika dilogika, shalat malam berdiri lama, capek dan bisa jadi bosan. Akan tetapi para Nabi, ulama dan orang shalih bisa berdiri berjam-jam lamanya shalat malam dan tentu pasti mereka merasakan kenikmatan dan ketenangan.

Iya, karena shalat adalah istirahat dari segala kepenatan dan hirup pikuk dunia

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

Shalat pun dijadikan penyejuk mata bagiku [ketenangan].”[1]

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ

“Berdirilah wahai Bilal (lantunkanlah adzan), istirahatkanlah kami dengan shalat.”

Kesimpulannya, bila iman telah kuat maka :
- Keikhlasan akan semakin kuat
- Ibadah menjadi khusu' dan nikmat (kisah sholat dipanah)
- berani dan tidak takut dalam membela agama Allah
- disegani Manusia dan jin bahkan binatang buas

⏭P E N U T U P ...


📝Haeruman Santri
🌐santriplus.blogspot.com


📶 S I L A H K A N    D I S H A®E

______________________
🌐 S H A R E D   B Y °°

```WhatsApp Jember Mengaji```

``` Rumah Rehab Jember ```

<<< ©O N T A C    A D M I N >>>

0813-3656-9977


==========================
Untuk Informasi Ruqyah Syar'iyyah di kota Anda, silahkan pilih kontak CP terdekat di bawah ini :
#Rumah Rehab Jember
http://bit.ly/RuqyahJember
#Rumah Rehab Surabaya
http://bit.ly/RuqyahSurabaya
#Rumah Rehab Mojokerto
http://bit.ly/RuqyahMojokerto
#Rumah Rehab Sidoarjo
http://bit.ly/RuqyahSidoarjo
#Rumah Rehab Gresik
http://bit.ly/RuqyahGresik
#Rumah Rehab Bangkalan
http://bit.ly/RuqyahBangkalan
#Rumah Rehab Malang
http://bit.ly/RuqyahSyariyyahMalang
#Rumah Rehab Tuban
http://bit.ly/RuqyahTuban
#Rumah Rehab Tulungagung
http://bit.ly/RuqyahTulungagung